SELAMAT DATANG DI BLOG EKA FITRI LESTARI Eka Fitri Lestari

Rabu, 06 Februari 2013

METODE PEMBELAJARAN

Macam-Macam Metode pembelajaran : 1. Metode Ceramah Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. 2. Metode Diskusi Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi. 3. Metode Demonstrasi Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Kelebihan Metode Demonstrasi : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan metode Demonstrasi : a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan. b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. 4. Metode Ceramah Plus Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) 5. Metode Resitasi Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Kelebihan Metode Resitasi adalah : a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 6. Metode Eksperimental Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. 7. Metode Study Tour (Karya wisata) Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik. 8. Metode Latihan Keterampilan Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik. 9. Metode Pengajaran Beregu Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut 10. Peer Theaching Method Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. 11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method) Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya. 12. Project Method Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian. 13. Taileren Method Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya 14. Metode Global (ganze method) Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

puisi ibu

Cahaya Cintamu
Ibuku sayang... Cintamu, adalah cahaya yang menerangi Setiap kegelapan di dunia fana ini. Kehadiranmu, begitu berharga, Bermakna dan berarti. Ibuku yg cantik... Tiada hari yg kujalani, Tanpa sedetik pun tak mengingatmu. Mengingat sgala pengorbananmu Yg tak lelah merawatku, Yg tak bosan menasehatiku, Dan tak henti menyangiku, spanjang usiamu. Terima kasih Ibu... Tlah menghiasi kehidupanku di dunia fana ini, dengan senyum manismu yg menguatkan batinku. Terima kasih ibu… Telah menjagaku hingga kini. Terima kasih Ibu... Engkau selalu ada untukku. Ibuku yg baik... Maafkan aku, jika pernah melukai perasaanmu. Maafkan aku, selalu mengecewakanmu. Maafkan aku, anakmu ini. Ibu... Cahaya cintamu, selalu ku nanti. Bahkan hingga aku mati. Dan cintamu kan tetap bersinar di hati, Kekal dan abadi.

Sabtu, 10 September 2011

MENYUSUN TEKS PIDATO

Indikator
1. Kumpulkan bahan–bahan yang berhubungan dengan topik dan tujuan pidato!
2. Buatlah kerangka pidato dengan langkah – langkah :
a. Tentukanlah tema/ topik pidato!
b. Tentukanlah tujuan pidato!
c. Susunlah pembukaan, isi, dan penutup pidato.
3. Kembangkanlah kerangka pidato tadi menjadi naskah pidato. Saat menulis naskah pidato perhatikanlah hal berikut ini!
a. Hindari istilah yang muluk-muluk agar dapat dipahami dengan mudah.
b. Gunakan struktur kalimat yang sederhana agar tidak sulit dipahami.
c. Naskah terdiri 3 bagian pokok : awal, isi, akhir.
d. Susunlah secara urut dan runtut agar mudah diikuti.
e. Gunakan bahasa yang baik dan benar.
f. Gunakan EYD yang benar.

Contoh kerangka pidato:
Tema : perpisahan kelas XII
Tujuan : memberi informasi dan kesan
1. Pembuka
1.1 Salam pembuka
1.2 Ucapan syukur kepada Tuhan
1.3 Ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu
2. Isi pidato
2.1 Pengakuan/ kesan selama berada di sekolah
2.2 Pesan kepada adik kelas
2.3 Makna perpisahan dan pelepasan
3. Penutup
3.1 Permohonan maaf
3.2 Mohon doa dari guru dan adik kelas
Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di depan umum. Dalam kehidupan sehari – hari, mungkin saja kalian diminta mewakili seseorang, sebuah keluarga, atau organisasi untuk menyampaikan pidato. Hal itu dapat terjadi (baik mempunyai jabatan tertentu maupun tidak) karena dalam anggapan mereka, sebagai siswa sekolah menengah atas, kalian pasti mampu melaksanakannya.
Pada dasarnya, setiap manusia dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak hanya ada pada bahasa Indonesia, melainkan pada semua bahasa. berpidato merupakan keterampilan berbicara. Sebenarnya, kegiatan ini tidak sulit, tetapi orang sering tidak mau atau takut melaksanakannya. Biasanya, ketakutan itu disebabkan oleh “demam panggung”.
Demam panggung dimiliki setiap orang. Hal itu tergantung bagaimana cara mereka mengatasinya. Mempersiakan diri merupakan salah satu cara mengatasi “demam panggung”.
Berikut ini langkah – langkah dalam persiapan berpidato.
1. Menentukan topik.
2. Menentukan maksud/tujuan.
3. Menganalisis situasi dan pendengar.
4. Memilih dan merumuskan topik ke dalam ide – ide yang lebih terperinci.
5. Mengumpulkan bahan.
6. Memahami dan menghayati materi
7. Melaksanakan pidato.
Perhatikan contoh naskah pidato dalam acara serah terima pengurus OSIS berikut ini!
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bapak Kepala Sekolah yang kami hormati,
Bapak Pembina OSIS yang kami hormati,
Bapak Ibu Guru yang kami hormati,
Rekan – rekan Pengurus MPK dan Pengurus OSIS yang kami sayangi,

Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan yang Mahamurah atas segala rahmat yang telah dilimpahkannya kepada kita, terutama rahmat iman dan kekuatan. Kami bersyukur kepada Tuhan dan mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada Bapak Kepala Sekolah, Bapak Pembina OSIS, Bapak Ibu Guru, dan rekan – rekan yang telah memenuhi undangan kami sekaligus memberikan dukungan dan bantuan sehingga acara serah terima pengurus OSIS dapat berlangsung.
Serah terima pengurus OSIS pada hari ini merupakan begian dari realisasi ketentuan organisasi yang tertuang dalam AD dan ART, baik MPK maupun OSIS. Berdasarkan kurun waktu kepengurusan yang sudah ditentukan, maka pada hari ini dilaksanakanlah serah terima kepengurusan OSIS tersebut.
Serah terima jabatan ini sekaligus merupakan pengalihan tanggung jawab dan tugas dari pengurus lama kepada pengurus baru. Oleh karena itu, untuk teman – teman pengurus baru, kami ucapkan selamat menyongsong tugas dan melanjutkan atau membaharui program kerja yang pernah kami laksanakan.
Kami berkeyakinan bahwa melalui semangat kebersamaan, segala kesulitan pasti teratasi. Namun, kami pun sangat menyadari bahwa selama melaksanakan tugas banyak kelemahan dan kekhilafan. Karena itu, dalam kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar – besarnya. Kepada Bapak Kepala Sekolah, Bapak Pembina OSIS, Bapak Ibu guru, tak lupa kami menyampaikan terima kasih yang setulus- tulusnya atas bimbingannya selam ini.
Akhirnya, atas segala bimbingan, perhatian, dan kerja sama dari semua unsure sekolah, kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

1. Topik Pidato
Topi pidato merupakan pokok permasalahn yang disampaikan melalui pidato. Topik tersebut dapat bermacam – macam, misalnya ilmu pengetahuan, masalah sosial, penyambutan, pergantian kepengurusan organisasi, serah terima jabatan organisasi, laporan kegiatan, wisuda/ kelulusan, atau penyampaian ikut bergembira/ berduka. Topik pidato bias disampaikan secara tersirat atau tersurat, tetapi lebih baik jika disampaikan secara tersurat/ eksplisit.
Topik pada contoh naskah pidato di atas adalah serah terima jabatan pengurus OSIS. Topik tersebut di sampaikan secara eksplisit pada kalimat pertama paragraf ke-2, “serah terima pengurus OSIS pada hari ini merupakann bagian dari realisasi ketentuan organisasi yang tertuang dalam AD dan ART, baik MPK maupun OSIS.”
2. Tujuan Berpidato
Ada 5 macam tujuan berpidato, yaitu sebagai berikut :
a. Memotivasi : menyemangati / mendorong moral pendengar.
b. Mempersuasi : mempengaruhi keyakinan / pikiran pendengar.
c. Melakukan tindakan : mengajak pendengar melakukan suatu tindakan.
d. Menginformasikan : menambah pengetahuan pendengar.
e. Menghibur : menggembirakan pendengar.

3. Bagian – bagian naskah pidato
Secara garis besar, naskah pidato berisi hal sebagai berikut :
a. Salam pembuka
b. Pendahuluan / bagian awal : pengantar kearah pokok materi pidato.
c. Isi / inti pidato : berisi uraian yang perlu disampaikan.
d. Keimpulan / bagian akhir : kesimpulan isi pidato.
a. Salam pembuka
Salam pembuka diungkapkan pada bagian awal naskah pidato. Biasanya salam pembuka berisi ucapan salam dari pembicara kepada pendengar, baik berupa ucapan salam umum maupun salam keagamaan, sebagai ungkapan kesopanan.
Pada contoh naskah pidato tersebut, yang merupakan salam pembuka adalah :
Bapak Kepala Sekolah yang kami hormati,
Bapak Pembina OSIS yang kami hormati,
Bapak Ibu Guru yang kami hormati,
Rekan – rekan Pengurus MPK dan Pengurus OSIS yang kami sayangi,
Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan yang Mahamurah atas segala rahmat yang telah dilimpahkannya kepada kita, terutama rahmat iman dan kekatan. Kami bersyukur kepada Tuhan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Kepala Sekolah . . . .

b. Bagian awal naskah pidato
Bagian ini merupakan awal penampilan orator dan biasanya sangat menantukan penamplan berikutnya. Hendaknya, pembuka pidato dibuat semenarik mungkin dan tidak bertele-tele. Bagian ini berfungsi sebagai pengantar untuk menuju ke pokok masalah yang dikemukakan dalam pidato. Bagian ini diperllukan agar pendengar mudah dalam mengikuti alur bicara pembicara.
Contoh bagian awal naskah pidato tersebut adalah :
Serah terima pengurus OSIS pada hari ini merupakan begian dari realisasi ketentuan organisasi yang tertuang dalam AD dan ART, baik MPK maupun OSIS. Berdasarkan kurun waktu kepengurusan yang sudah ditentukan, maka pada hari ini dilaksanakanlah serah terima kepengurusan OSIS tersebut.

c. Bagian isi naskah pidato
Bagian isi merupakan bagian inti naskah pidato : tempat pembicara mengemukakan pokok pernmasalah pidatonya. Isi pidato yang baik adalh yang sesuai dengan tema dan tujuan pidato. Penyusun naskah pidato hendaknya memerhatikan tema dan menyiapkan kerangka secara cermat.
Contoh isi dari naskah pidato tersebut adalah:
Serah terima jabatan ini sekaligus merupakan pengalihan tanggung jawab dan tugas dari pengurus lama kepada pengurus baru. Oleh karena itu, untuk teman – teman pengurus baru, kami ucapkan selamat menyongsong tugas dan melanjutkan atau membaharui program kerja yang pernah kami laksanakan. Kami berkeyakinan bahwa melalui semangat kebersamaan, segala kesulitan pasti teratasi.

d. Bagian akhir naskah pidato
Bagian ini merupakan kesimpulan atau bagian penutup pidato.
Contoh penutup dari naskah pidato di atas adalah :
Akhirnya, atas segala bimbingan, perhatian, dan kerja sama dari semua unsur sekolah, kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Menyusun teks pidato berdasarkan kerangka

1. Metode berpidato
Untuk menyajikan pidato, ada empat metode penyajian yang populer, seperti yang diuraikan di bawah ini.
a. Metode Impromtu (spontan) : pidato yang dilakukan secara mendadak, tanpa persiapan. Metode ini sering dipakai ketika seseorang harus memberikan pidato tanpa tahu sebelumnya.
b. Metode hafalan : pidato dilakukan dengan persiapan naskah lengkap yang dihafalkan kata demi kata.
c. Metode naskah : dilakukan denga membaca naskah.
d. Metode ekstemporan : dilakukan dengan membawa catatan pokok – pokok pidato, lalu pembicara menyampaikannya dengan kata – katanya sendiri di atas mimbar.

2. Penyusunan kerangka pidato
Dalam pidato dengan metode naskah, sebelumnya orator harus menyusun kerangka pidato. Berikut ini fungsi kerangka pidato.
a. Memberikan gambaran susunan naskah pidato secara keseluruhan.
b. Memudahkan pengembangan kerangka menjadi naskah pidato.
c. Memungkinkan naskah pidato tersusun secara sistematis dan terarah.
d. Mencegah terjadinya pengulangan pembahasan pokok permasalahan.
e. Member peluang lebih besar dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pidato yang diinginkan.

3. Mengembangkan isi pidato dari kerangka yang telah dipersiapkan
Kerangka pidato yang dipersiapkan sebelumnya di depan pendengar dapat dipandang tulang rangka suatu pidato. Bahasa yang digunakan dalam mengenbangkan pidato itu pada waktu menyampaikannya sebagai daging yang membungkus tulang rangka itu. Daging itulah yang akan memberikan keindahan terhadap pidato, dan itu pula yang menyebabkan pidato itu menarik.
Gaya bahasa lisan biasanya berisi kalimat lebih pendek dan tidak seresmi bahasa tertulis. Pembicara harus berusaha menggunakan kalimat yang pendek diselingi dengan berbagai kalimat rangkuman dan kalimat peralihan. Pembicara dapat menggunakan kalimat tak lengkap, kata seru, bahkan mengulangi ungkapan secara menyeluruh. Pertanyaan retorik dan jeda merupakan petunjuk kepada pendengar tentang tekanan yang diberikan oleh pembicara.
Kerangka pidato biasanya berisi tiga bagian : bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Ingatlah bahwa bagian pendahuluan merupakan pengantar terhadap isi pidato. Bagian pendahuluan itulah yang akan memperlancar perpindahan dari apa yang telah menjadi pikiran pendengar sebelumnya kepada apa yang harus dipikirkan pendengar menurut keinginan pembicara. Bagian pendahuluan ini bermacam – macam, panjang, bentuk dan tujuannya. Ini tergantung pada tujuan pidato itu. Panjangnya biasanya antara satu kalimat sampai sepersepuluh isi pidato itu keseluruhan. Bagian pendahuluan dari suatu pidato ditujukan untuk mempersiapkan pendengar baik emosi maupun pikirannya menerima apa yang akan dikemukakan pembicara dalam bagian isi pidatonya itu.
Bagian isi pidato merupakan gagasan pokok yang ingin disampaikan pembicara. Bagian tertentu dari isi pidato itu memerlukan ilustrasi/ contoh. Contoh itu dapat diambil pembicara dari pengalamannya sendiri, dari sejarah, fiksi atau contoh yang dibuat sendiri yang sifatnya dugaan. Contoh itu mungkin umum dan mungkin pun khusus sifatnya. Pengembangan isi pidato sejalan dengan tujuan pidato, bahan yang disajikan, dan para pendengar yang dihadapi. Bagian penutup sebuah pidato merupakan kunci dari keseluruhan isi pidato. Bagian penutup suatu pidato mungkin hanya berupa satu kalimat mungkin pula lebih. Harus jelas dan sudah dirancang lebih dahulu.

Kriteria Instrument Penelitian yang Baik

Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Sebagai contoh, bila seseorang ingin mengukur beart suatu benda, maka dia harus menggunakan timbangan. Alat ini merupakan alat pengukur yang valid jika digunakan untuk mengukur berat karena timbangan memang untuk mengukur berat.
Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatife konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Misalkan, seseorang mengukur jarak dua buah bangunan menggunkan dua jenis alat ukur yang berbeda, pertama menggunakan meteran yang terbuat dari logam, sedangkan yang selanjutnya menggunakan jumlah langkah kaki. Setiap alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur jarak yang sama. Besar sekali kemungkinan hasil pengukuran yang diperoleh dengan kedua alat pengukur tersebut akan berbeda. Pengukuran yang dilakukan dengan meteran yang terbuat dari logam secara relative akan menunjukan hasil yang sama antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua. Sedangkan pengukuran yang dilakukan dilakukan dengan langkah kaki, besar sekali kemungkinannya akan tidak sama karena besar langkah antara pengukuran pertama dengan kedua mungkin berlainan. Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa meteran adalah alat pengukur yang reliable, sedagkan langkah kaki adlah alat pengukur yang kurang reliable.
Sensitivitas
Sensitivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instruksi untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalh penelitian. Bila, reliabiitas dan validitas suatu tes tinggi tampanknya tersebut juga sensitif, mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakteristik yang diukur.
Objektivitas
Obkjektivitas dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai derajat pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subjektif, serta bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.
Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek aspek keterampilan, penggunaan sumberdaya dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntut ketempilan minimumdalam menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi ada juga yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Termasuk juga mengenai biaya dan waktu, yang dapat menjadi kendala dalam penelitian, sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan kemampuan.

Senin, 04 April 2011

Asal Usul Danau Toba

Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.

Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.

“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Sumber: www.e-smartschool.com

Rabu, 23 Februari 2011

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF

EXAMPLES NON EXAMPLES

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan



PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman



NUMBERED HEADS TOGETHER

(KEPALA BERNOMOR)

(SPENCER KAGAN, 1992)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan



COOPERATIVE SCRIPT

(DANSEREAU CS., 1985)

Skrip kooperatif :

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

1.
* Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
* Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
2. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
3. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
4. Penutup



KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai

Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.

1. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
2. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
3. Kesimpulan



STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)

Langkah-langkah :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup



PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)

Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan



ARTIKULASI

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru



MAKE – A MATCH

(MENCARI PASANGAN)
(Lorna Curran, 1994)

Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup



THINK PAIR AND SHARE

(FRANK LYMAN, 1985)

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

DEBATE

Langkah-langkah :

1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.



ROLE PLAYING

Langkah-langkah :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup



GROUP INVESTIGATION

(SHARAN, 1992)

Langkah-langkah :

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup



TALKING STICK

Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup



BERTUKAR PASANGAN

Langkah-langkah :

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.



SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup



STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup



COURSE REVIEW HORAY

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup



DEMONSTRATION

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.



EXPLICIT INTRUCTION

(PENGAJARAN LANGSUNG)

(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah

Langkah-langkah :

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan



COOPERATIVE INTEGRATED READING

AND COMPOSITION (CIRC)

KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS

(STEVEN & SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup



INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE

(LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)

OLEH SPENCER KAGAN

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya



TEBAK KATA

MEDIA :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.

Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas

1. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
2. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
3. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
4. Dan seterusnya

CONTOH KARTU

Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas

Dimiliki oleh 1 orang

Struktur organisasinya tidak resmi

Bila untung dimiliki,diambil sendiri

NAH … SIAPA … AKU ?

JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN





WORD SQUARE

MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak



SCRAMBLE

MEDIA :

1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
2. Buat jawaban yang diacak hurufnya



Langkah-langkah :

1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh



TAKE AND GIVE

MEDIA :

1. Kartu ukuran ± 10×15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
2. Kartu contoh sejumlah siswa

Langkah-langkah :

1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8. Kesimpulan



CONSEPT SENTENCE

Langkah-langkah :

? Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.

l Guru menyajikan materi secukupnya.

l Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.

l Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.

l Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

l Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.

l Kesimpulan.



COMPLETTE SENTENCE

Media : Siapkan blangko isian berupa paragraf
yang kalimatnya belum lengkap

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan



TIME TOKEN

ARENDS 1998

Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali

Langkah-langkah :

1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5. Dan seterusnya



PAIR CHEKS

SPENCER KAGEN

1993

APA YANG DILAKUKAN?



l BEKERJA BERPASANGAN

Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih

l PELATIH MENGECEK

Apabila patner benar pelatih memberi kupon

l BERTUKAR PERAN

Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3

l PASANGAN MENGECEK

Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban

l PENEGASAN GURU

Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep



KELILING KELOMPOK

Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya



Caranya………….?

1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan





TARI BAMBU

Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa

Caranya?



1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan



DUA TINGGAL DUA TAMU

(TWO STAY TWO STRAY)

SPENCER KAGAN 1992

MEMBERI KESEMPATAN KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK LAINNYA.
Caranya :

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

Rabu, 09 Februari 2011

Filosofi Alat Panah

Di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".

"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.

"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."

"Apa itu?" tanya baginda penasaran.

"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".

Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."

Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.

Sahabat...
Pengertian tentang mengistirahatkan tali busur (agar saat dipakai lagi tali tetap punya daya lentur yang kuat) dan fokus dalam memanah, sangat baik sekali. Kedua pengertian ini dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.

Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan..